Resesi Ekonomi dan Dampaknya

Kondisi resesi ekonomi memang harus disikapi dengan berbagai dengan berbagai stimulus pada sektor yang mengalami pertumbuhan rendah tersebut. Program pemulihan ekonomi nasional harus pula diikuti dengan kebijakan daerah untuk menopangnya sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan hingga kembali ke positif. Upaya pemulihan ekonomi melalui sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus terus ditingkatkan. Karena UMKM merupakan sektor yang tahan terhadap krisis. Tinggal bagaimana pemerintah komitmen dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada sektor UMKM sehingga ekonomi bisa pulih kembali
Resesi dapat diartikan perlambatan atau roda ekonomi berhenti, dengan kondisi daya beli masyarakat menurun, aktivitas ritel dan industri manufaktur tutup, serta tingkat pengangguran semakin meluas akibat terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dimana-mana.
Agar UMKM dan bisnis lain bisa bertahan dalam resesi ini, salah satunya adalah menjaga kesehatan keuangan. Selain menjaga kesehatan keuangan usaha, perlu juga untuk menjaga kesehatan keuangan pribadi atau keluarga. Karena, kedua hal ni sangat berkaitan dan berdampak
- Mempersiapkan dana darurat sehingga bisa bertahan pada saat omzet mengalami penurunan
Ketidakpastian ekonomi membuat para pelaku UMKM harus berjaga-jaga dengan dana darurat ketika kemungkinan terburuk memang terjadi. Dengan adanya dana darurat maka bisnis masih bisa dijalankan sehingga perputaran keuangan akan terus berkembang. Namun, bagaiamana jika UMKM tidak memiliki dana darurat? maka keetika sudah tidak ada modal untuk menjalankan aktivitas bisnisnya, sudah pasti akan stag dan berhenti. - Perhatikan Supplier dan Harga Bahan Baku Terbaik
Dalam kondisi resesi, pemasok atau supplier menjadi sekutu yang sangat penting guna mengukur kekuatan usaha Anda untuk bertahan hidup. Jika Anda memiliki supplier yang bagus, maka usaha Anda memiliki kekuatan tambahan. Saat ekonomi kian sulit dan persaingan pun semakin ketat, mendapatkan bahan baku dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau merupakan hal sangat penting dalam meningkatkan daya saing. Maka itu, Anda perlu memperluas pengetahuan mengenai supplier yang Anda butuhkan untuk proses produksi agar tetap menjaga laba usaha sebagai cara menghadapi resesi ekonomi. - Menjaga Laba Usaha dengan Efisiensi Biaya Produksi
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan untuk menjaga laba tetap mengalir di situasi sulit ialah melakukan efisiensi biaya produksi. Umumnya, biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terkait langsung dalam proses produksi, misalnya biaya bahan baku, upah tenaga kerja, dan biaya pendukung operasional seperti distribusi, transportasi, listrik, air, telepon, internet, biaya sewa sarana dan prasarana lain. Dari sisi bahan baku, kapasitas produksi mempengaruhi besarnya biaya bahan baku. Semakin besar kapasitas produksi, biaya bahan baku akan semakin murah. Namun di situasi krisis, permintaan cenderung menurun, sehingga Anda harus lebih cermat menentukan bahan baku terbaik dengan harga terjangkau. Jika memungkinkan, temukan supplier yang tak terlalu jauh dari lokasi produksi karena akan menghemat biaya distribusi logistik. Perusahaan juga harus menentukan metode persediaan bahan baku yang paling baik untuk dijalankan dalam situasi krisis. - Coba, Lihat, Revisi
Jika dalam usaha besar ada tim yang senantiasa bergerak untuk menemukan strategi baru dengan penelitian. Maka usaha kecil juga dapat melakukannya dengan cara yang lebih sederhana tentunya. Usaha kecil tidak harus melulu melakukan hal yang sama. Usaha kecil juga bisa mencoba hal-hal baru disamping menu utama dari bisnisnya. Coba, kemudian dilihat bagaimana reaksi pelanggan terhadap hal baru tersebut. Ini berguna jika sewaktu waktu ingin memperluas cakupan bisnis atau menyesuaikan dengan permintaan pasar. Revisi jika ternyata hasil yang diberikan tidak begitu baik. Lakukan berbagai eksperimen. Dan perhatikan mana yang perlu ditambahkan, disimpan, dan dibuang.