fbpx

Alibaba Bakal Pecah Jadi 6 Entitas Bisnis, Saham Meroket 12,23%

Alibaba mengumumkan rencana untuk membagi perusahaannya menjadi enam grup bisnis. Masing-masing disiapkan untuk menghimpun dana dari luar lewat go public. Aksi ini menjadi reorganisasi paling signifikan dalam sejarah raksasa e-commerce China.

Alibaba telah berjuang dengan pertumbuhan selama beberapa kuartal terakhir. Alibaba sekarang ingin menghidupkan kembali pertumbuhan dengan reorganisasi.

Berikut rinciannya:

  1. Cloud Intelligence Group: CEO Alibaba Daniel Zhang akan memimpin bisnis ini, yang akan menampung aktivitas cloud dan kecerdasan buatan perusahaan.
  2. Taobao Tmall Commerce Group: Entitas ini akan mencakup platform belanja online perusahaan termasuk Taobao dan Tmall. 
  3. Local Services Group: Yu Yongfu akan menjadi CEO, dan bisnis ini akan mencakup layanan pengiriman makanan Alibaba Ele.me serta pemetaannya.
  4. Cainiao Smart Logistics: Wan Lin akan melanjutkan sebagai CEO bisnis ini yang menaungi layanan logistik Alibaba.
  5. Global Digital Commerce Group: Jiang Fan akan menjabat sebagai CEO. Unit ini mencakup bisnis e-commerce internasional Alibaba termasuk AliExpress dan Lazada.
  6. Digital Media and Entertainment Group: Fan Luyuan akan menjadi CEO unit yang mencakup bisnis streaming dan film Alibaba.

Saham Alibaba ditutup naik 12,23 persen ke posisi 94,55 dolar Hong Kong.Hal ini setelah Alibaba mengumumkan pemecahan bisnis menjadi enam grup bisnis. Di wall street, saham Alibaba naik 14,26 persen. Setelah perdagangan, saham Alibaba bertambah 0,71 persen.

Perombakan raksasa teknologi China terjadi di belakang perusahaan menghadapi perjuangan berkelanjutan dengan pertumbuhan selama beberapa kuartal terakhir. Adapun kapitalisasi pasar saham Alibaba susut USD 600 miliar dari puncaknya yang terlihat pada Oktober 2020 karena terus bergulat dengan tindakan keras pemerintah China terhadap sektor teknologi.

Investor Guy Spier menuturkan, pergerakan saham lebih mencerminkan rasa lega ketimbang harapan investor dalam berbisnis. “Reli di saham tidak begitu banyak karena pasar mengharapkan profitabilitas yang lebih besar, bukan karena ketegangan dengan regulator tampaknya telah diselesaikan,” ujar Spier.

Yuk Tanya Radja Digital